Senin, 20 November 2017

PESAN IBNU QOYIM UNTUK PEMERINTAH DAN RAKYATNYA

PESAN IBNU QOYIM UNTUK PEMERINTAH DAN RAKYATNYA
Imam Ibnu Qoyim rahimahullah berpesan:
“Renungilah hikmah Allah I yang telah memilih para raja, penguasa dan pelindung umat manusia berdasarkan perbuatan rakyatnya, bahkan perbuatan rakyat tergambar dalam perilaku pemimpin dan penguasa mereka. Jika rakyat istiqamah dan lurus, maka akan lurus juga penguasa mereka. Namun jika rakyat berbuat dzolim, maka pengusaha mereka juga akan berbuat dzolim pula. Jika menyebar tindakan penipuan di tengah -tengah rakyat, maka demikian pula pemimpin-pemimpin mereka. Jika rakyat bakhil dan tidak menunaikan hak-hak Allah I yang ada pada mereka, maka para pemimpin juga akan bakhil dan tidak menunaikan hak-hak rakyat yang ada pada mereka. Jika dalam bermuamalah rakyat mengambil sesuatu yang bukan haknya dari orang-orang lemah, maka pemimpin mereka juga akan mengambil sesuatu yang bukan haknya dari rakyatnya serta akan membebani mereka sengan berbagai beban tugas yang berat. Semua yang diambil oleh rakyat dari orang-orang lemah maka akan diambil paksa oleh para pemimpin dari mereka. Jadi (karakter) para penguasa itu tampak jelas pada perilaku rakyatnya.
Jelas bukan hikmah ilahiyah, mengangkat penguasa bagi orang jahat dan buruk perangainya kecuali dari orang yang sama dengan mereka.
Ketika masa-masa awal islam berisi generasi terbaik, maka demikin pula pemimpin-pemimpin kala itu. Ketika rakyat mulai rusak, maka pemimpin mereka juga mulai rusak. Jelas atau tidak sejalan dengan hikmah Allah I. (Jika) pada jaman ini kita dipimpin oleh pemimpin yang seperti Muawiyyah dan Umar bin Abdul Aziz apalagi dipimpin oleh pemimpin sekelas Abu Bakr t dan Umar t. Akan tetapi pemimpin kita sesuai kondisi kita. Begitu pula pemimpin orang-orang sebelum kita sesuai dengan kondisi rakyat pada saat itu. Masing-masing dari kedua hal tersebut merupakan sebab akibat dan tuntutan hikmah Allah I.
Orang yang mempunyai kecerdasan, apabila merenungi masalah ini, maka dia akan menemukan bahwa hikmah ilahiyah itu senantiasa berjalan seiring dengan qadha’ dan qadar, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Begitu pula dalam masalah penciptaan dan perintah agama. Jangan sampai anda menduga dan menyangka bahwa ada diantara qhada’ dan qadar Allah I yang tidak mengandung hikmah. Bahkan semua qadha’ dan qadar Allah I itu terjadi sesuai hikmah dan kebenaran yang paling sempurna. Tetapi, karena keterbatasan dan kelemahan akal manusia, sehingga mereka tidak sanggup memahaminya, sebagaimana mata kelelawar karena lemahnya ia tidak sanggup melihat sinar matahari. Akal-akal yang lemah ini, apabila berjumpa dengan kebathilan, akan menerima dan menyebarkannya. Sebagaimana kelelawar yang terbang dan pergi ketika kegelapan malam telah datang.
“Cahaya siang menyilaukan pandangan kelelawar
Pantas saja jika ditemani oleh gelap malam yang gulita”. (Miftah Daaris Sa’adah I/253).  f2d.

(Dikutip dari: Majalah As-Sunnah Djulhijjah 1435 H, Oktober 2014/ Thn. XVIII, pada rubrik Mabhats oleh Syaikh Abdulmalik Ramadhani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar