Kamis, 05 Oktober 2017

Kisah Imam Ahmad dan Pembuat Roti

Diantara bentuk kasih sayang Allah swt kepada hambanya, Allah swt memberikan sebab-sebab termudah agar hamba tersebut mendapat pahala yang banyak hanya dengan perbuatan kecil dan sepele. Dan begitu pula, Allah swt tidak hanya menetapkan sesuatu itu bernilai ibadah hanya dengan perbuatan saja. Seorang hamba bisa melakukan ibadah hanya dengan hati dan perkataannya. Sehingga Syaikhul Islam mendefinisikan suatu ibadah sebagai “Segala sesuatu apapun itu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah baik itu perkataan maupun perbuatan yang dzhohir maupun yang bathin.”
Dan diantara hal yang kecil dan sepele namun berarti besar disisi Allah swt adalah Istighfar. Istighfar memiliki banyak sekali faidah. Di dalam hadits Rasulullah mengungkapkan bahwa Beliau beristighfar sebanyak 70 sampai 100 kali dalam sehari. Dan tidaklah Rasulullah saw mencontohkan sesuatu kecuali sesuatu tersebut memiliki faidah yang banyak.
Ada sebuah hadits yang menunjukkan akan faidah besar dari istighfarnya seorang hamba. Dari Abdullah bin Abbas ra. berkata: Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang senantiasa beristighfar niscaya Allah swt akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah akan memberikannya rizky dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud no. 1518, Ibnu Majah no. 3819, al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubro no. 6421 dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kubro no.10665)
Dan termasuk diantara faidah terbesar istighfar adalah cinta dari Allah swt. Dan begitu pula, diantara bentuk cinta dari Allah swt kapada seorang hamba, Allah akan mengampuni lalu mengabulkan apa-apa saja yang dibutuhkan oleh hamba tersebut baik diminta ataupun tidak. Ibnu Qoyyim pernah berkata: “Apabila anda memiliki permintaan yang banyak namun waktu anda sempit, maka dahulukanlah istighfar. Karena dengan istighfar cinta Allah akan turun. Dan bilamana Allah sudah cinta kepada hamba tersebut maka Allah swt akan kabulkan seluruh kebutuhannya baik diminta maupun tidak.”
Ada sebuah kisah menarik yang berkenaan dengan tema ini. Dikisahkan bahwa suatu hari Imam Ahmad bin Hanbal salah seorang Ulama madzhab yang empat pergi berkelana ke negri Mesir. Sesampainya Beliau di Mesir dan karena penatnya perjalanan beliau dari Iraq, maka Imam Ahmad memutuskan untuk beristirahat sejenak di pojok sebuah Mesjid. Tidak lama beliau merebahkan tubuhnya tiba-tiba datang Marbot Mesjid mendekatinya lalu mengusirnya.
Keluarlah Imam Ahmad bin Hanbal dari masjid lalu bertemulah ia dengan seorang Pembuat roti di dekat masjid tersebut yang sedari tadi sudah memperhatikan Beliau diusir dari Masjid. Maka ia pun berkata karena iba: “Wahai Syaikh, silahkan beristirahatlah di tempat saya.” Pembuat roti ini tidak tahu kalau orang yang ia ajak bicara adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Nah, karena lelah dan jauhnya perjalanan maka Imam Ahmad pun beristirahat di rumah si Pembuat roti.
Dilihatnya oleh Imam Ahmad si Pembuat roti ini selalu beristighfar ketika sedang membuat rotinya. Melihat hal tersebut maka Imam Ahmad pun berkata: “Wahai Syaikh kulihat anda selalu beristighfar, apa sih faidah dari istighfar yang anda lakukan?” Pembuat roti pun menjawab: “Demi Allah wahai Syaikh, tidaklah saya membiasakan diri beristighfar dalam kehidupan saya kecuali Allah swt mengabulkan seluruh doa-doa saya. Hanya sebuah doa yang saya tidak tahu kenapa sampai saat ini Allah swt belum mengabulkannya.” “Apa itu?” Sambut Imam Ahmad. Si Pembuat roti menjawab: “Saya berdoa kepada Allah swt agar sebelum saya wafat saya bisa dipertemukan langsung menatap wajah Imam Ahmad bin Hanbal”.
Maka Imam Ahmad berkata: “Allah…, Inilah yang menyebabkan saya harus berjalan jauh dari tempat saya (Iraq) menuju Mesir, diusir dari Mesjid kemudian singgah ketempat anda hanya dikarenakan istighfar anda saja”.

Nah, lihatlah bagaimana istighfar bisa menjawab semua kebutuhan seorang hamba. Menghilangkan keluh kesah dan memberikan jalan keluar dari semua problematika yang ada. Selamat beristighfar. f2d.