Jumat, 12 Januari 2018

Ikhlaskan Niat...

(Oleh: Dwi Surya Praja)

“Masya Allah...! Kayaknya ente dah gak pernah absen lagi nih dhuhanya...!!!” Sahut Egi seusai melihat Andre keluar dari musholah kampus. “Yaahhh... doain aje broo... mudah-mudahan si doi ngeliat dan ntar nerima lamaran ane... Hehehe...”. Kata Andre. “Astaghfirullah! Istighfar broo... Istighfaaarr, kita beramal tuh karena Allah, bukan karena doi atau orang lain...!!!”. Sela Raihan.
Sobat An-Nur yang berbahagia, sering kita mendengar kisah teman-teman yang katanya sih dia berubah dari perilaku buruk kepada perilaku yang terpuji atau yang biasa orang-orang menyebutnya dengan ber“hijrah”, tapi kok karena seseorang atau hal lainnya bukan karena Allah I. Ada bersedekah karena ingin dilihat orang lain lah, yang sholat malam demi si “doi” lah atau seperti kisah yang disebutkan di atas dan kisah senada yang lainnya.
Waaahh, kalau seperti itu niatnya untuk berubah bisa-bisa amalannya tidak di terima tuh. Bukannya pondasi agar diterimanya amal ibadah itu ada 2 sob? Pertama: Ikhlas karena Allah I semata. Lalu yang kedua: Sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi kita, Muhammad .
Berbicara mengenai ikhlas dalam beramal, ada hadits yang berkenaan dengan ikhlas dalam beramal nih sob. Hadits ini diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Al-Bukhari (yang biasa kita sebut sebagai Imam Bukhari) dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi (Imam Muslim).
Dari Amirul Mukminin, Umar bin Khathab t, Ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka pahalanya ialah hijrah karena Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya maka ganjarannya sesuai dengan niatnya”.
Hadits ini adalah hadits shahih yang telah disepakati keshahihannya. Hadits ini merupakan salah satu pokok penting ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi’i berkata: “Hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu”. Begitu pula kata Imam Baihaqi beserta para Ulama yang lain. Hal itu karena perbuatan manusia terdiri dari niat di dalam hati, ucapan dan tindakan.
Nah, sobat An-Nur yang berbahagia, ada beberapa faedah (pelajaran) dalam hadits ini, di antaranya:
1.      Hadits ini merupakan salah satu hadits tentang inti ajaran Islam, sebab kebanyakan Ulama berkata: “Inti ajaran Islam kembali kepada dua hadits: pertama hadits ini, dan kedua, hadits ‘Aisyah g dimana beliau bersabda: “Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini, yang bukan (berasal) darinya, maka dia tertolak”.
Hadits yang pertama ini adalah rujukan serta timbangan amalan hati, sedangkan hadits dari ‘Aisyah g merupakan rujukan untuk amalan lahiriah.
Nah, sobat An-Nur yang berbahagia, kisah Andre yang kita sebutkan di atas merupakan perbuatan yang mana pelaku harus memperbaiki keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah I. Memang suatu hal yang terpuji apabila seseorang melaksanakan amalan-amalan sunnah akan tetapi sangat disayangkan jika ia melakukannya hanya karena ingin dilihat oleh orang lain. Dan hendaklah kita senantiasa memperbaiki serta memperbaharui niat kita dalam beramal, karena tidak menutup kemungkinan akan berubahnya niat yang tadinya shaleh lalu berubah disebabkan oleh satu atau dua hal. Dan karena hati dapat berubah haluan dalam hal dan kondisi yang tak tentu.
2.      Kita wajib menentukan niat bagi masing-masing ibadah, juga wajib membedakan antara ibadah dan muamalah, berdasarkan sabda Beliau r: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya”, seperti orang yang akan melaksanakan shalat Zhuhur, maka Ia harus berniat akan shalat Zhuhur, hingga bisa dibedakan dari yang lainnya. Sebab masing-masing shalat memiliki niat masing-masing.
Demikian beberapa faedah yang dapat kita ambil dari hadits Umar bin Khathab t di atas yang dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Syarah Hadits Arba’in dan pada hakikatnya masih ada beberapa faedah lain yang belum kita paparkan sobat.
Nah, sobat An-Nur yang berbahagia, telah kita ketahui urgensi niat dalam beribadah, maka dari itu marilah kita ikhlaskan seluruh ibadah kita kepada Allah I dan hendaklah kita selalu bertanya pada diri kita untuk siapa dan untuk apa kita berbuat sobat! Waallahu a’lam
Sumber: Syarh Arbain an Nawawiyah karangan Syaikh Al Utsaimin

Senin, 08 Januari 2018

“Diary untuk Kirana”

“Diary untuk Kirana”
01 Juli 2013
Perkenalkan namaku Dito candrawinata. Aku sekarang masih duduk di bangku SMA. Tepatnya kelas XII SMA. Di sekolah aku lumayan terkenal, bukan hanya karena tubuhku yang ideal tapi karena aku aktif diberbagai kegiatan dan olahraga. Ciri-ciri fisikku, aku memiliki tinggi badan 172 cm dengan berat badan 68 kg, berkulit putih dan berambut lurus.
Teman-teman sering menganggap aku playboy. Gak tau sich kenapa? Padahal sepengetahuanku aku sich biasa-biasa aja. Memang ku akui banyak cewek-cewek di sekolah baik kakak ataupun adik kelas yang baik denganku. Tapi aku rasa tidak ada yang special. Selama aku pun menganggap mereka bukan yang special.
Lalu bagaimana dengan pacar?
Entahlah, bahkan sampai saat ini aku belum pernah jatuh cinta. Kalaupun aku dekat dengan beberapa cewek di sekolah dan mau diajak jalan mereka, itu karena aku tidak enak untuk menolaknya. Dan aku rasa itu normal. Apa salahnya hanya sekedar makan bareng, main timezone bareng atau nonton bioskop bareng. Yang pentingkan aku gak ngatain cinta atau pun sayang. Lagian di masa-masa umurku yang sekarang aku rasa memang waktu ku untuk bersenang-senang. Have fun aja lah gak usah geer-geer amat.
Minggu, 14 Juli 2013
20:45 “hari penuh bintang”
Hari ini aku main ke rumah nenek. Rumah nenek gak jauh dari rumahku. Hanya berjarak beberapa rumah saja dari rumahku. Aku juga sering numpang untuk menginap di rumah nenek, bukan hanya karena rumah nenek yang nyaman dengan pekarangan yang luas dan pohon-pohon yang rindang tapi nenek suka buat masakan ataupun cemilan. Hehe…
Tapi kayaknya aku punya alasan ketiga saat ini. Soalnya di jalan aku tadi berpapasan dengan wanita cantik nan jelita. Waw… tetangga baru nenek, kayaknya sih seumuran denganku. Hemz… kira-kira siapa namanya ya….
15 Juli 2013
23:55 “Begadang ditemani pop mie rasa kaldu ayam”
Awal masuk sekolah. No bad. Gak ada yang berubah dari suasana sekolah. Masih seperti biasa, sebelum liburan semester dimulai. Hanya ada satu yang membuat seakan suasana kelas hari ini dan seterusnya akan terasa sangat berbeda. Ada bunga yang baru tumbuh. Namanya Kirana, Kirana Larasati. Wanita yang aku berpapasan dengannya di rumah nenek kemarin. Waw cantiknya orisinil. Wanita pertama setelah ibuku yang kuakui kecantikannya. Bahkan teman-teman sekelas tak henti-hentinya membicarakannya di sepanjang pelajaran.
Kayaknya sih orangnya pemalu. Bahkan dari awal kedatangannya, ketika ia memperkenalkan diri hingga pelajaran usai ia tidak pernah tersenyum tulus. Bahkan ketika teman-teman lelaki berhamburan ingin berkenalan dengannya ia tidak menjawab banyak. Cewek misterius….
Ok, hari ini dapat mie goreng dan telur mata sapi ini dari kak Melisa. Hehe… agak asin sih, tapi oke lah. Uang jajanku bisa ku belikkan buat yang lain.
Minggu, 21 Juli 2013
22:00 “Mendung”
Sudah satu minggu tahun ajaran di mulai. Dan selama itu pula aku belum pernah sekalipun berkenalan secara langsung dengan kirana. Aneh. Rasanya tak biasanya aku seperti ini. Memang sih dia pemalu tapi entah mengapa kalau aku di dekatnya aku juga ikut menjadi pemalu. Seperti ada tabir yang memisahkan antara duniaku dan duniannya.
Seperti biasa, minggu ini aku mengunjungi nenek sembari mencari celah untuk bisa lebih dekat dengan kirana.
Hari ini nenek memasak sup ikan. Dan seperti biasa nenek selalu membagikannya kepada para tetangga di sekitar rumahnya. Haha ini kesempatanku.
Aku memasuki rumah kirana. Tenang namun bersih. Bunga-bunga tersusun rapi di halaman rumah. Berbeda dengan rumah nenek yang ditumbuhi pohon-pohon besar, rumah kirana berisi beberapa pohon cangkok yang tumbuh di sudut-sudut pekarangan. Terlihat terawat padahal aku rasa mereka belum lama pindah ke rumah ini.
Aku pun memencet bel di pintu. Sejenak aku menunggu. Terdengar ada suara wanita dewasa yang memanggil kirana untuk segera membukakan pintunya. Beberapa detik kemudian pintu pun terbuka. Aku tercekat. Aneh. Seorang gadis dengan ikat rambut dan poni di dahi. Sederhana namun luar biasa.
Beberapa detik aku terdiam bahkan aku tak mendengar bahwa sedari tadi kirana menegur ku. Bahkan hampir saja pintu ditutup dan tentu saja aku segera tersadar.
Dengan terbata-bata aku memberikan sup buatan nenek kepada kirana. Dan dengan basa-basi yang serba salah dan bertele-tela aku pun memperkenalkan diri. Hey… aku rasa itu bukan memperkenalkan diri tapi mempermalukan diri sendiri. Hem.. ya sudahlah.
Senin, 22 Juli 2013
15:25 “Suntuk di rumah”
Tadi pagi di sekolah aku ke perpust. Membaca beberapa buku dan meminjamnya untuk menyelesaikan tugas di rumah. Dan ketika itulah aku berpapasan dengan kirana. Akupun menyapanya dan mengajaknya untuk duduk di meja yang sama. Hemz… tidak ada obrolan serius diantara kami. Ia terlihat begitu dingin dan tertutup. Mungkin butuh waktu lama untuk dekat dengannya.
Jum’at, 26 juli 2013
22:30 “agak pilek”
Hari ini adalah hari olahraga di sekolah. Biasanya sih aku tidak ikut berolahraga bersama siswa-siswa kebanyakan. Hal itu karena aku masuk ke beberapa klub olahraga di sekolah. Dan kebetulan sekali sebentar lagi kami akan mengikuti kejuaran futsal antar SMA.
Namun hari ini aku memilih untuk absen. Aku ingin melihat kirana di lapangan. Aku ingin lihat seberapa tangkas anak itu.
Seperti biasa, kegiatan dimulai dengan pemanasan. Setelah itu masuk ke dalam teori. Yah,,, beginilah yang terjadi kalau ikut olahraga dengan anak-anak. Membosankan,. Kegiatan dipenuhi dengan teori dan pemanasan.
Hari ini kami mempelajari bola voly. Karena aku juga ikut di klub voly pelatih pun menyuruhku untuk mendampinginya. Ditambah lagi aku mendapat kepercayaan untuk melatih anak perempuan.
Pelatihan dimulai dengan menimang bola. Tidak ada masalah pada awalnya, namun ketika kirana mengambil giliran aku gugup. Kucoba menenangkan diri dan akupun melemparkan bola kearahnya. Oh shitt… lemparanku terlalu tinggi dan mengenai kepalanya. Kirana meringis dan aku pun kebingungan.
Kejadian itu sontak membuat teman-teman yang lain tertawa. Akupun cepat-cepat kearahnya dan mencoba sebisa mungkin meminta maaf. Ia terlihat tidak marah namun tangannya masih mengelus-elus kepalanya. Akupun semakin bingung.
Kuambil bola dan latihan kembali dimulai. Kulemparkan bola sekali lagi kearah kirana. Aku benar-benar berhati-hati ketika itu. Kirana menyambut bola tersebut dengan kedua tangannya. Dan… Kirana meringis. Aku ketakukan. Astaga…. Apalagi yang salah dengan lemparanku??? Sebegitu keras kah.
Kucoba mendekatinya namun dengan cepat kirana meminta izin dan ia pun keluar dari lapangan.
….
Kejadian di lapangan sangat memalukan bagiku. Kenapa aku selalu terlihat aneh di depan anak itu? Rambut poninya… akh,,, kenapa aku selalu mengingatnya!!!
Sabtu, 27 Juli 2013
10:15 “Pelajaran pak Nazar, membosankan”
Tadi pagi aku berinisiatif memberanikan diri untuk menjemput kirana sebagai tanda maafku kepadanya soal kejadian kemarin. Dan apa yang terjadi???? Dia mau.. hahaha
Gak semudah itu sih sebenarnya. Terus terang saja awalnya kirana menolak, namun atas bantuan ayahnya kirana pun mau aku antar.
Awal aku datang ke rumah kirana pun sebenarnya aku gugup. Bahkan aku bertingkah aneh dengan berdiri di depan pagar yang terbuka sambil melirik-lirik ke arah rumah. Dan tanpa kusadari ternyata sedari tadi ayah kirana sudah memperhatikan gerak-gerikku di belakangku. Hadeh… malunya. Tapi paling tidak kedekatanku dengan keluarga kirana semakin terasa.
Lalu bagaimana dengan perjalanannya. Oh my god.
Luar biasa. Seakan baru kali ini aku membonceng seorang gadis di belakangku. Meskipun kirana masih malu-malu dan tidak mau mendekatkan tubuhnya denganku, namun aku masih bisa merasakan wangi harum dari tubuhnya.
Oh, ini bukan parfum… soooo natural.
Hm… kirana.
Aku serasa seperti terbang….
.
Aduh, pak nazar melempar kepalaku dengan spidol.
Minggu, 28 Juli 2013
21:50 (ditemani gerimis, semangkuk bakso dan PR yang menumpuk)
Seperti biasa setiap hari minggu aku main-main ke rumah nenek.
Sorenya aku bertemu dengan ayah kirana. Ayah kirana orangnya baik dan ramah. Bahkan ia mengajakku untuk singgah ke rumahnya. Awalnya sih aku ingin menolak tapi aku pikir ini kesempatan bagus untuk PDKT hehe.
Akhirnya aku pun mengobrol banyak dengan ayah kirana di teras rumahnya. Dari perbincangan tersebut aku tahu kalau ternyata ayah kirana memang jarang pulang. Hemm pantas saja aku bertemu dengan ayahnya baru kemarin. Ayah kirana adalah seorang arsitek lapangan. Dan karena factor pekerjaanlah yang mengharuskannya jauh dari keluarga. Kepindahannya kesini pun sebenarnya juga dikarenakan factor pekerjaan. Ayah kirana sudah menandatangani sebuah proyek di dekat sini. Dan dikarenakan proyek ini cukup besar dan membutuhkan waktu yang lama sehingga pada akhirnya ayah kirana pun memutuskan untuk pindah kesini.
Ketika sedang asyik bercerita tiba-tiba kirana keluar dari rumah membawa cemilan untuk kami. Seperti biasa ia terlihat cantik dan natural. Dan aku tak bisa berbohong kalau mataku selalu mencuri pandang ke arahnya.
Setelah beberapa saat aku pun meminta izin untuk pulang. Namun sebelumnya ayah kirana memintaku untuk menemani kirana ke pasar.
Di sepanjang perjalanan meskipun agak kikuk, aku mencoba untuk mengajak ngobrol kirana. Aku banyak bertanya tentang kehidupan dan keluarganya. Dan ia hanya menjawab sebatas pertanyaanku saja. Namun dari situ aku tahu kalau ayah kirana pernah bercerai. Dan ibu yang ada dirumahnya adalah ibu tirinya. Bahkan terakhir kali kirana bertemu dengan ibu kandungnya ketika dirinya masih berumur 5 tahun.
Dari perjalanan tersebut pun aku sadar bahwa sebenarnya kirana bukan anak yang benar-benar pendiam. Disepanjang perjalanan ia terlihat sangat ramah. Bahkan ia terlihat sangat akrab dengan para pedagang di pasar. Padahal baru sekitar sebulan ini ia pindah.
Hem… aku harus bisa mencuri sifat baik itu dari kirana dan mendapat perhatiannya.
Sabtu, 17 Agustus 2013
01:15 “68 th Indonesia Merdeka”
Tepat jam 7 pagi tadi aku menjemput kirana. Ada misi hari ini. Ada begitu banyak perlombaan yang harus kami menangkan di sekolah.
Menurutku kenapa hari kemerdekaan identic dengan perlombaan bukan hanya untuk bersenang-senang saja tapi sebagai ajang untuk memperingati perjuangan pahlawan kita terdahulu dalam meraih kemenangan.
Aku mendaftarkan diri di banyak perlombaan. Namun kirana,… aku rasa ia tidak mendaftarkan dirinya di perlombaan apapun. Akupun berinisiatif untuk mendaftarkan dirinya di beberapa perlombaan, dan akupun berfikir perlombaan manakah yang cocok dengannya.
Aku rasa kirana memang jagonya kalau soal masak memasak. Akupun mengantarkannya untuk mengikuti lomba tersebut. Awalnya ia menolak namun aku memaksa dan menarik tangannya.
Akhirnya seluruh acara pun selesai. Aku banyak memenangkan perlombaan. Lomba balap karung, lomba makan kerupuk hingga lomba bermain bola menggunakan rok. Adapun kirana,.. iya juga menang. Ia ikut lomba dengan ajeng dan gista teman sekelasnya. Terlihat mereka sangat kompak sekali. Bahkan tidak pernah aku melihat kirana seceria hari ini sebelumnya. Bahkan hingga acara selesai pun mereka masih terlihat bersama. Ketika aku mendekati kirana barulah ajeng dan gista pamit dengan alasan masing-masing.
Melihatku di depannya kirana tersenyum. Tulus. Sungguh itu adalah senyuman pertama yang aku rasa begitu sempurna dari sosok kirana.
Kirana menyodorkan kepadaku sepiring kecil makanan dan menyuruhku untuk memakannya. Aku rasa ini masakannya tadi. Nasi goring dengan campuran sosis dan diatasnya diletakkan toping putih telur dan tomat juga wortel khas merah putih. Terlihat sederhana namun ketika aku rasakan, masakan itu seakan meledak di dalam mulutku.
Sungguh lezat. Tak habis-habisnya aku memuji masakan kirana hingga ia pun malu dan menarik hidungku. Kirana aku tak bohong ini sungguh enak.,,,.
Sore harinya aku mengantar kirana pulang. Aku ingin mengajak kirana ke pasar malam besok.
Hemm aku tak sabar,,…
Minggu, 18 Agustus 2013
00:34 “Speechless”
Aku menjemput kirana jam 5 sore takut kalau kami kemalaman. Sesampainya aku bertemu dengan ayahnya kirana kemudian kami mengobrol-ngobrol sebentar sembari menunggu kirana yang sedari tadi belum keluar dari kamarnya.
Beberapa menit kemudian kirana keluar. Ia memakai baju putih polos berbahan katton dengan lengan panjang, sangat serasi dengan kulitnya yang putih bersih. Aku takjub, sedangkan ayah kirana menepuk-nepuk tangannya sembari berterus terang akan cantiknya anaknya hari ini. Kirana tersipu malu.
Sesampainya di pasar malam kami mencoba beberapa permainan. Dari hanya sekedar lempar gelang, komedy putar, rumah hantu, biyanglala dsb. Malam yang indah.
“Wahai bulan, terimaksih untuk purnamamu malam ini. Wahai awan terimakasih untuk cerahmu malam ini. Wahai langit terimakasih untuk bintang gempitangmu malam ini. Dan untumu wahai malam terimakasih untuk segala kesempurnaan yang kau suguhkan.”
Rabu, 21 Agustus 2013
“Happy Brithday Kirana”
Semenjak beberapa hari yang lalu aku sudah mencari kesana kemari kira-kira hadiah apa yang paling cocok untuk kirana dihari ulang tahun nya. Dan akhirnya sore tadi aku menemukannya. Aku tahu kirana suka masak. Jadi, hadiah yang paling cocok untuknya adalah celemek. Dan pas sekali karena nenek bisa membordir. Maka aku langsung pergi ke rumah nenek dan memintanya untuk menuliskan nama kirana diatas celemek itu. “Kirana the Lovely Chef”
Susah juga sih minta tolong sama nenek. Karena dia sedang sibuk masak. Tapi setelah aku memelas dan terus-terusan membujuknya akhirnya iapun mau.
Tepat jam 9 malam aku ke rumah kirana. Aneh, rumah kirana terlihat sepi. Memang ayah kirana siang sudah kembali ke luar kota dengan pekerjaannya. Sedangkan proyeknya yang baru di dekat sini baru akan di mulai bulan depan.
Pintu gerbang rumah kirana terbuka, aku pun langsung masuk ke dalam. Ku pencet bel rumah, agak lama aku menunggu. Dan setelah yakin kalau tidak ada siapapun di rumah aku pun memutuskan untuk pergi. Hem… mungkin kirana dan ibu tirinya sedang keluar untuk makan atau apalah.
Belum lagi jauh aku langkahkan kaki ku meninggalkan rumah kirana. Aku mendengar ada suara desisan seperti ada yang memanggilku. Aku melihat kea rah kanan dan kiri. Tidak ada siapapun. Ketika aku ingin mempercepat langkahku tiba-tiba ada seseorang yang melemparku dengan botol bekas minuman. Aku menoleh, ternyata itu kirana yang sedari tadi memanggilku dari dalam kamarnya. Aku menghampiri kirana di dekat jendelanya.
Sambil tersenyum ia memberi isyarat kepadaku untuk tidak berisik. Aneh. Ini kan masih jam 9.
Aku mengucapkan selamat ulang tahun padanya dan memberikannya hadiah yang sedari tadi sudah ku persiapkan. Kusuruh kirana membuka hadiah tersebut dan memakainya. Sangat serasi dengan tubuhnya. Ia mengucapkan terima kasih kepadaku dan aku pun pulang.
Yah, aku pulang karena tidak tau apa lagi yang harus aku lakukan.
“17 tahun yang lalu seorang dewi telah dilahirkan
dengan kedua sayap putih megah tak terlukiskan
para malaikat bertanya siapakah gerangan
hingga para bidadari pun iri ingin diturunkan”