Sabtu, 10 Juni 2017

KETIKA AKU JATUH CINTA

Oleh: Febri Frandikha
Ulya bergegas masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Wajahnya yang putih kini mulai memanas dan memerah, ada detakkan yang tak biasa dari dalam dadanya. Perjumpaannya dengan Ahmad 5 menit yang lalu adalah sebab apa yang ia rasakan saat ini. Ini adalah perjumpaan pertama baginya dan itupun tidak lebih dari 5 detik ketika Ahmad datang membawakan pesanan jahitan yang Ia titipkan pada ibunya Ahmad. Lalu apakah ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama?
Sobat muda, jatuh cinta adalah salah satu nikmat yang Allah anugrahkan kepada anak cucu Adam. Namun apa jadinya ketika merasakan hal tersebut dikala belum ada ikatan yang sah menurut agama! Bukankah ikatan lawan jenis atau yang sering disebut “pacaran” sebelum menikah adalah suatu yang telah diharamkan agama bagaimanapun cara dan jenisnya! Lalu bagaimana jadinya, ketika kita benar-benar telah menjaga hati dan pandangan namun syaithan masih saja mampu mengusik kita seperti apa yang dirasakan teman kita Ulya? Nah, pada pembahasan kali ini, kita akan memberikan beberapa solusi bagi mereka yang tengah jatuh cinta.
1. Beristighfar. Ya, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah beristighar dan meminta ampun kepada Allah. Loh, bukankah perasaan tersebut terasa begitu indah kenapa kok harus beristighfar? Nah, ini dia tipuan syaithan. Syaithan dengan tipu dayanya mulai mengajak kamu untuk bermain, bukankah hal itu telah jelas-jelas dilarang oleh Allah bahkan hal tersebut termasuk zina hati dan pikiran.
2. Diam, jangan diumbar. Sadarkah kita, ketika kita memberitahukan orang lain tentang kekaguman kita pada orang lain akan memperkuat perasaan itu? Kalau begitu, apakah salah memuji atau mengutarakan apa yang kita rasakan? Toh, bukan kepada orangnya! Ya, mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun apa jadinya, ketika kamu telah mengumbarnya kemudian dengan bantuan syaithan hal itu sampai kepada orang yang engkau maksudkan dan orang tersebut –lagi-lagi dengan bantuan syaithan- juga merasakan hal yang sama. Maka sudah bisa dipastikan syaithan telah sukses menjalankan misinya untuk menyesatkan anak cucu Adam. Oleh karena itu, cobalah untuk menguncinya rapat-rapat di dalam hatimu  dan biarlah hingga akhirnya hanya dirimu dan Allah lah yang tahu.
3. Berdoa dan berserah diri. Memang kita dibolehkan berdoa agar mendapatkan pasangan yang sholeh. Namun cobalah untuk tidak mempersempit doamu dengan memaksa Allah untuk menjodohkanmu dengan orang yang engkau tentukan. Karena belum tentu orang yang kamu kira baik adalah baik untukmu karena hanya Allah lah yang Maha Tahu. Pasrahkanlah semuanya kepada Allah dan berhusnudzonlah, karena Allah bersama perasangka hambanya.
4. Ingat! Orang yang baik untuk orang yang baik pula. Ada sebuah ungkapan “Ketika kamu saat ini sedang melakukan kebaikan, maka jodohmu pun sedang melakukan hal yang sama. Dan sebaliknya, ketika kamu sedang melakukan keburukan maka jodohmu juga sedang melakukan hal yang sama pula”. Maka cukuplah firman Allah sebagai motivasi terbaik untuk mendapatkan jodoh yang baik pula “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).” Q.S an Nur: 26.
5.  Istikharah. Allah swt. memberikan sebuah solusi bagi hambanya yang sedang bingung dan membutuhkan pertolongannya. Dan hal ini menunjukkan bahwa Ia menyukai hamba yang suka meminta dan butuh kepadanya. Solusi tersebut adalah dengan beristikharah dan meminta jawaban atas kegalauannya. Maka selayaknya seorang hamba berserah diri meminta pertolongan akan kebingungan dan kebimbangannya agar kiranya ia tidak menyesal dikemudian hari. Dan kesalahan banyak orang dewasa ini ketika mereka mengaduhkan kegundahan hatinya kepada selain Allah padahal ia tau bahwa Allahlah yang bertugas membolak-balikkan hati.

6. Menikah. Nah, ini adalah solusi terakhir buat kamu yang sedang jatuh cinta, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya, dari Ibnu Abbas ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kami belum pernah melihat (obat yang mujarab bagi ) dua orang yang saling mencintai sebagaimana sebuah pernikahan.” (H.R.Ibnu Majah). F2d.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar