Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Leadership
Disusun oleh:
Ahmad Syafi’i
Amiruddin
Febri Prandika
Dosen Pembimbing:
Sopian Sinaga, M.Pd
Program Studi:
Pendidikan Bahasa Arab
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AS-SUNNAH
DELI SERDANG SUMATERA UTARA
T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah swt., yang masih memberikan
nikmatnya kepada kita. Kita tak mampu menghitung nikmat itu dengan komputer
secanggih apapun atau dengan kalkulator sepintar apapun.Oleh karena itu, kita
wajib bersyukur dalam segala hal yang telah diberikan kepada kita sebagai
hamba-Nya. Salawat serta salam kepada Nabi Muhammad saw., karena beliaulah
Islam telah sampai kepada kita secara sempurna tanpa kekurangan.
Ucapan terima kasih penulis kepada al-ustadz Sopian Sinaga,
M.Pd.I.yang telah membimbing penulis dalam kegiatan perkuliahan dan juga dalam
penyusunan makalah ini serta telah sabar membimbing penulis dalam menempuh
pendidikan pada semester tujuh ini hingga selesai.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini mengandung kelemahan
serta kekurangan.Dalam hal ini, penulis tidak menutup kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.Semoga tulisan dapat bermanfaat.
Deli
Serdang, 20 Februari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
D. Contoh
Kepemimpinan Kreatif dan Efektif ...................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak orang mengatakan bahwa pada zaman
sekarang sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai
tingkatan.Orang pada zaman sekarang cenderung mementingkan diri sendiri, tidak
peduli pada kepentingan orang lain, dan kepentingan lingkungannya.Sekurang-kurangnya
terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai kekurangan ini.
Pertama adanya krisis komitmen.Kebanyakan orang
tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikirkan dan mencari
pemecahan masalah kemaslahatan bersama, masalah harmoni dalam kehidupan dan masalah
kemajuan dalam kebersamaan.
Kedua, adanya krisis kredibilitas.Sangat sulit
mencari pemimpin atau kader pemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas
tanggung jawab.Kredibilitas itu dapat diukur misalnya dengan kemampuan
untukmenegakkan etika memikul amanah,setia pada kesepakatan dan janji, dan
bersikap teguh dalam pendirian.
Ketiga, masalah kebangsaan dan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.Saat ini tantangannya semakin kompleks dan rumit.
Kepemimpinan sekarang tidak cukup lagi hanya mengandalkan pada bakat atau keturunan. Pemimpin zaman sekarang harus
belajar, harus membaca, dan harus mempunyai pengetahuan mutakhir.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian pemimpin kreatif dan efektif?
2. Bagaimana pemimpin kreatif/inovatif?
3. Bagaimana pemimpin efektif/efisien?
2. Bagaimana pemimpin kreatif/inovatif?
3. Bagaimana pemimpin efektif/efisien?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian pemimpin kreatif dan efektif?
2. Untuk
mengetahui Pemimpin kreatif/inovatif?
3. Untuk
mengetahui Pemimpin efektif/efisien?
BAB II
A. Pengertian Pemimpin Kreatif dan Efektif
Sebelum kita membahas tentang ciri-ciri ataupun
karakteristik pemimpin yang kreatif dan efektif, ada baiknya kita terlebih
dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan pemimpin, kreatif, efektif dan
definisi umum pemimpin kreatif dan efektif.
Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin
berasal dari kata dasar yang sama yaitu pimpin. Akan tetapi, masing-masing kata
tersebut digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah orang yang
dengan kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya mampu memengaruhi orang lain
untukmelakukan suatu kegiatan. Kepemimpinan adalah kecakapan atau kemampuan
seseorang untuk memengaruhi orang lain agar melakukan sesuatau sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Memimpin adalah peran seseorang untuk memengaruhi
orang lain dengan berbagai cara.[1]
Adapun kreatif berarti memiliki daya cipta;
memiliki kemampuan untuk menciptakan.[2]Kreatif
sangat lekat sekali dan biasanya selalu disandingkan dengan istilah inovatif.Istilah
Inovatif sendiri mengandung makna bersifat memperkenalkan sesuatu yg baru;
ber-sifat pembaruan (kreasi baru).[3]
Efektif juga berkaitan erat dengan
efisien.Efisien berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan)
sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan
tugas dng tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna.[4]Sedangkan
kata efektif berasal dari bahasa Inggris effective artinya
berhasil.Robbins mendefinisikan efektivitas sebagai tingkat pencapaian
organisasi jangka pendek dan jangka panjang.Schein dalam bukunya Organizational
Psychology mengemukakan bahwa efektifitas organisasi adalah kemampuan untuk
bertahan, menyesuaikan diri, memelihara diri dari tumbuh, lepas dari fungsi
tertentu yang dimilikinya.[5]
Nah, dari pengertian kata per kata tersebut kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pemimpin kreatif dan efektif adalah
“Seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain, mampu memberikan sebuah kreasi
baru dan mampu bertahan, menyesuaikan diri serta merealisasikan tujuan.”
B. Pemimpin Kreatif/Inovatif
Dalam menjalankan kepemimpinan, manager
seringkali menghadapi berbagai kendala, konflik atau kejenuhan yang harus
segera dicarikan solusinya.Terkadang hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan
dan bahkan bisa membuat seorang pemimpin merasa terombang-ambing. Suatu hal
yang cukup menakutkan apabila membayangkan yang akan terjadi pada awak kapal
kalau nakhodanya kehilangan arah dan tidak tahu kearah mana sang kapal akan
melaju?
Jika situasi ini terjadi pada sebuah organisasi
perusahaan atau tim yang Anda pimpin, maka cepat atau lambat kelangsungan hidup
organisasi tersebut terancam. Umumnya hal tersebut terlihat ketika pemimpin tak
lagi lantang menyuarakan visi dan misinya, tujuan perusahaan semakin nampaknya
semakin jauh dari target, dan lajunya semakin lambat bahkan jalan ditempat.
Tapi kondisi tersebut bukan harga mati, masih
ada cara memperbaikinya, salah satunya dengan lebih agresif meningkatkan
inovasi. Dengan memiliki visi dan misi yang progresif, yang senantiasa
menawarkan ide-ide segar yang mengusung perubahan dan pembaharuan, Anda akan
lebih tahu apa yang harus dilakukan atau lebih siap memberikan solusi
konstruktif terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.
Beberapa cara lain guna membiasakan diri untuk
menjadi pemimpin yang inovatif, seperti berikut :
1.
Memiliki visi.
Ini adalah syarat mutlak bagi pemimpin manapun.Inovasi lahir dari
visi dan misi yang jelas, terukur dan memiliki tujuan/sasaran. Share visi Anda kepada
anak buah dengan gamblang karena hal ini mengilhami mereka untuk mencari cara
demi meraihnya dan menyiapkan solusi untuk menghadapi tantangannya.
2.
Terbuka terhadap perubahan.
Perubahan adalah kebutuhan, bukan hambatan.Pemimpin inovatif tidak
mudah puas dengan hasil yang didapat dan selalu berambisi untuk berbuat lebih
baik. Perlihatkan a better future painting, untuk menularkan optimisme dan
keyakinan Anda bahwa perubahan yang Anda inginkan akan berbuah sukses, layak dilakukan dan tidak akan sia-sia.
3.
Langgar aturan main.
Maksudnya untuk tidak terlalu terpaku pada aturan yang berlaku dan
dapat melakukan sedikit ‘improvisasi’.Inovasi, terutama yang radikal berarti melakukan
sesuatu yang berbeda dari yang pernah ada. Oleh karena itu, pikiran lateral
yang menghasilkan cara-cara baru dalam menciptakan dan menjalankan inovasi
sangat dibutuhkan.
4.
Mencari alternatif.
Himbaulah diri Anda dan anak buah untuk melakukan dua hal, pertama
melakukan pekerjaannya dengan seefektif mungkin dan yang kedua dengan cara
baru. Arahkan mereka untuk berpikir dan mempertanyakan kembali peranan dan cara
kerja mereka sehingga pikiran mereka lebih terbuka dan mampu melihat hal lain
yang tak terpikirkan sebelumnya.
5.
Siap menghadapi kegagalan.
Bahkan innovator terbesar pun pernah merasakan kegagalan. Tanamkan
pada diri sendiri dan orang lain bahwa kegagalan merupakan jalan menuju sukses.
6.
Ujicobakan inovasi Anda.
Selalu uji cobakan inovasi Anda terlebih dahulu untuk melihat
respon dan hasilnya.Usahakan melakukannya langsung kepada sasaran agar lebih
representatif dan mencerminkan hasil sebenarnya.
7.
Selalu bersemangat.
Fokus pada hal-hal yang ingin diubah dan
tantangan yang akan dihadapi. Tularkan semangat dan energi Anda pada anak buah
agar mereka turut mendukung Anda dengan sepenuh hati dan tenaga.Selalu
tunjukkan antusiasme dan keyakinan Anda dan sebarkan setiap kali Anda
berkomunikasi.[6]
C. Pemimpin Efektif/Efisien
Pemimpin efektif itu semisal satu instrumen
pemanas yang terkontrol secara termostatis. Sifatnya peka kekuatan
kepribadiannya justru dikontrol oleh pesan-pesan yang masuk ke dalam, yang
memberikan informasi mengenai iklim-emosional, dalam bentuk peringatan,
kebutuhan, keinginan, harapan, ketidaksukaan anggota-anggota kelompoknya dan
lain-lain, yang terus-menerus berubah dari para anggota kelompok, serta kondisi
lingkungannya. Hal ini bukan berarti, bahwa pemimpin tersebut harus bersikap
pasif saja, atau bersifat bagaikan bunglon yang selalu harus mengubah pendapat
dan pendiriannya, dengan adanya perubahan iklim emosional
kelompoknya.Sebaliknya dengan kepekaan dan reseptivitas terhadap bermacam-macam
ikim psikis itu dia berusaha bertingkah laku sebagai termostat human untuk
menjamin konstansi suhu manusiawi yang terus-menerus tetap baik, dan menjamin
iklim psikologis kelomponya pada tingkat yang sehat.
Juga tidak berarti, bahwa pemimpin tersebut
pasti mampu mengatasi setiap kesulitan.Sebab dia itu bukan seorang superman.Dia
menyadari kelemahan dan kekurangan sendiri, dan tidak mencoba menyembunyikan
kekurangan tersebut.Namun dia memiliki kecerdasan dan ketangkasan untuk
menangkap aspek-aspek teknis dari tugasnya, dan mau menempatkan
pembantu-pembantu yang cakap untuk mengisi kelemahannya.
Ringkasnya, dia menguasai “seni memimpin” untuk
menggunakan keahlian orang lain demi suksesnya organisasi, dalam usaha
pencapaian sasaran-sasaran yang diinginkan bersama-sama.
Pemimpin yang efisien itu mampu menghadapi setiap
permasalahan dengan sikap lebih terbuka, dan dengan itikad baik yang lebih
besar dari pada seorang pemimpin “kerdil” serta non efisien, yang selalu
dipenuhi oleh ide-ide sempit (ide fikset). Selanjutnya, pemimpin yang baik itu
pandai menjunjung martabat diridan harga
dirinya namun dia tidak angkuh, sombong dan tidak menganggap dirinya paling
super dalam segala hal. Dia dihormati oleh lingkungannya namun dia juga menghormati
sesama dan para pengikutnya, karena dia padai dalam bertimbang rasa.Dia selalu
bersikap rendah hati_tanpa disertai rendah diri,sehingga sikapnya selalu luwes,
terbuka, serta resektif tanpa dibebani perasaan-perasaan superior yang bisa
membuat dirinya menjadi angkuh dan sewenang-wenang terhadap lingkungannya.[7]
Pendapat lain juga disampaikan oleh Gary
Yukl tentang ciri-ciri yang memprediksikan efektifitas kepemimpinan yaitu:
1.
Tingkat energi tinggi dan toleransi
terhadap tekanan.
2.
Rasa percaya diri.
3.
Pusat kendali internal.
4.
Kestabilan dan kematangan emosional.
5.
Integritas pribadi.
6.
Motivasi kekuasaan.
7.
Orientasi terhadap keberhasilan.
8.
Kebutuhan akan afiliasi.[8]
Hubungan antara lima besar ciri dengan ciri
khusus pemimpin efektif,
NO.
|
LIMA BESAR CIRI
|
CIRI KHUSUS
|
1
|
Surgency
|
Ekstroversi (ramah)
|
Tingkat energi dan aktifitas
|
||
Kebutuhan akan kekuasaan (asertif)
|
||
2
|
Kehati-hatian
|
Dapat diandalkan
|
Integritas Pribadi
|
||
Kebutuhan akan keberhasilan
|
||
3
|
Ramah Tamah
|
Ceria dan Optimis
|
Mengasuh (Simpatik, membantu)
|
||
Kebutuhan akan afiliasi
|
||
4
|
Penyesuaian
|
Kestabilan emosional
|
Harga diri
|
||
Pengendalian diri
|
||
5
|
Intelektansi
|
Rasa ingin tahu
|
Berfikiran Terbuka
|
||
Berorientasi belajar
|
Tidak semua sarjana setuju bahwa model “Lima
besar” lebih baik daripada taksonomi yang memiliki lebih banyak ciri khusus.
Jika salah satu dari lima faktor itu meliputi ciri yang relevan dan tidak
relevan, akurasi, dari prediksi akan lebih rendah. Selanjutnya, bahkan saat
ciri komponen semuannya relevan, mereka mungkin tidak memiliki hubungan yang
sama dengan perilaku kepemimpinan, yang dikira menengahi hubungan antara ciri
dengan efektifitas kepemimpinan. Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk
menentukan apakah lima besar ciri tersebut memprediksi dan menjelaskan
efektifitas kepemimpinan dengan lebih baik daripada ciri komponen khusus.[9]
D.
Contoh Kepemimpinan Kreatif dan Efektif
Pemimpin itu harus kreatif
dan inovatif, karena dia adalah seorang pemimpin yang akan memimpin anggotanya.
Jikalau dia tidak berjiwa kreatif dan inovatif maka tentu keberhasilan dia
untuk menjadi tauladan bagi yang dipimpinnya akan menemui jalan buntu.
Lihatlah Nabi Muhammad Saw
sosok pemimpin dan teladan bagi umatnya. Dia berhasil memimpin banyak orang
hampir diseluruh dunia berhasil beliau pimpin. Yang mana beliau memulai dari
titik nol, beliau memiliki mimpi yang besar, visi yang besar, serta misi yang
besar pula. Dan itu semua berhasil beiau capai dalam jangka waktu yang tidaklah
begitu lama. Untuk memulai sesuatu yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya
tentunya nabi Muhammad saw harus kreati dan inovatif. Karena jikalau bukan
sosok yang kreatif maka apa yang beliau impikan, apa yang beliau cita-citakan
tidak akan berhasil. Tentunya semua apa yang di capai beliau berkat Allah dan
atas pertolongan Allah. Dikisahkan bahwa dulu di Madinah, pasar dan sumber air
pernah dikuasai oleh kaum yang lain. Apakah nabi menanggapinya begini? “wahai
abdurrahman bin auf, wahai abu bakar! Biarlah, ini cuma dunia bukankah kita
masih punya akhirat_kehidupan yang lebih kekal? Kelak diakhirat, kaum itu akan
menerima pembalasan akibat perbuatan mereka”.
Apakah nabi menanggapinya seperti itu? Tidak!
Tidak sekali lagi T-I-D-A-K, tidak! Nabi langsung mengutus Abdurrahman bin auf
untuk menguasai balik pasar tersebut. Nabi pun langsung mengutus Abu Bakar
untuk menguasai balik sumber air tersebut. Tentunya secara legal dan halal.
Nabi paham sepaham-pahamnya, pasar dan sumber air sangat penting bagi
kemaslahatan umat. Maka nabi tidak mau bersikap lemah.[10]
Umar bin khattab kholifah
terbesar kedua dalam islam dan merupakan orang terdekat dengan nabi setelah
khalifah Abu Bakar serta merupakan tokoh islam yang sangat dikenal. Beliau
tentunya memiliki jiwa yang kreati dan inovatif. Contohnya saja bahwa umar
membolehkan unjuk kekuatan apabila diperlukan. Dikisahkan, sewaktu umar melawat
kenegeri syam, ia disambut mu’awiyah dengan arak-arakan yang megah dan dan
gagah. Kontan saja umar menegurnya, maka mua’wiyah pun menjelaskan, “daerah ini
banyak mata-mata kami harus menunjukkan kemuliaan pemimpin kami, sehigga
membuat mereka gentar” siasat ini ditermia oleh umar bahkan dianggapnya siasat
yang cemerlang dan gemilang. Contoh lainnya bahwa umar memaknai produksi dan
komsumsi secara tepat. Di satu sisi, ia menggalakkan produksi yang
sebesar-besarnya, agar dapat memakmurkan orang sebanyak-banyaknya, salah satu
buktinya ia mengutamakan pembangunan pasar dan mesjid didaerah-daerah taklukan.[11]
Dan banyak lagi
contoh-contoh pemimpin jikalau pembaca merujuk pada buku-buku kepemipinan yan g
menggambarkan sosok pemimpin yang kreatif dan inovatif.
BAB III
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita bisa mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pemimpin kreatif dan efektif adalah
“Seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain, mampu memberikan sebuah kreasi
baru dan mampu bertahan, menyesuaikan diri serta merealisasikan tujuan”.
2.
Ada beberapa hal guna membiasakan diri
menjadi pemimpin kreatif/inovatif:
a.
Memiliki visi.
b.
Terbuka terhadap perubahan.
c.
Langgar aturan main.
d.
Mencari alternatif.
e.
Siap menghadapi kegagalan.
f.
Ujicobakan inovasi Anda.
g.
Selalu bersemangat.
3.
Setidaknya ada 5 ciri besar atau umum
yang menggambarkan karakteristik pemimpin efektif yaitu surgency, kehati-hatian,
ramah tamah, penyesuaian dan intelektansi.
B. Kritik dan Saran
Seorang pemimpin atau leader seharusnya
mempelajari terlebih dahulu secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan
tentang pemimpin; bagaimana selayaknya seorang pemimpin dalam memimpin.Hal ini
diharapkan agar terciptanya keadilan dan kebijaksanaan dan terhindar dari
kedzoliman dan kefasikan di lingkungan masyarakat. Dan sosok pemimpin sejati
itu adalah baginda Rasulullah saw. Sehingga selayaknya seorang muslim untuk
mencontoh Beliau dan menjadikannya sebagai suri tauladan saw,.
DAFTAR PUSTAKA
Beni Ahmad Saebani dan Ii Sumantri,
Kepemimpinan, (Pustaka Setia: Bandung, 2014), h. 17
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Macanan
Jaya Cemerlang: Indonesia, 2009), h. 223.
https://id.jobsdb.com/id-id/articles/cara-menjadi-pemimpin-yang-inovatif
Ippho Santosa, Percepatan Rizki Dalam 40
Hari Dengan Otak Kanan (PT Elex Media Komputindo, Jakarta: 2010) h.24
Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi
Kepemimpinan dan Kinerja, (Prenadamedia Group: Jakarta, 2015), h.185-186.
Kamus KBBI Offline versi 1.5.1
[1] Beni Ahmad Saebani dan Ii Sumantri,
Kepemimpinan,(Pustaka Setia: Bandung, 2014), h. 17
[2] Kamus KBBI Offline versi 1.5.1
[3]Ibid.
[4]Ibid.
[5] Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi
Kepemimpinan dan Kinerja, (Prenadamedia Group: Jakarta, 2015), h.185-186.
[6]
https://id.jobsdb.com/id-id/articles/cara-menjadi-pemimpin-yang-inovatif
[7]Kartini kartono, pemimpin dan kepemimpinan, (Raja
Grafindo Persada: Jakarta, 2017) h. 68-71
[8] Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Macanan
Jaya Cemerlang: Indonesia, 2009), h. 223.
[10] Ippho Santosa, Percepatan Rizki Dalam 40
Hari Dengan Otak Kanan (PT Elex Media Komputindo, Jakarta: 2010) h.24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar